Polisi Thailand akan Tuntut Pimpinan Demonstran Karena Menghina Raja

"Mari kita rebut kembali properti yang seharusnya menjadi milik rakyat," kata kelompok protes FreeYouth.
Dikatakan perubahan itu dilakukan untuk menghindari konfrontasi, termasuk dengan royalis yang juga berencana pergi ke Biro Properti Mahkota untuk membela monarki.
Polisi tidak segera tersedia untuk mengomentari perubahan tersebut.
Lebih dari 50 orang terluka pekan lalu ketika polisi menggunakan meriam air dan gas air mata saat berhadapan dengan ribuan pengunjuk rasa di parlemen, yang dicatat sebagai hari paling kelam selama lebih dari empat bulan demonstrasi.
Istana Kerajaan tidak memberikan komentar sejak protes dimulai, meskipun Raja mengatakan "semua pengunjuk rasa sama-sama dicintainya" ketika dimintai komentar tentang demonstrasi terhadapnya.
Perdana Menteri Prayuth telah menolak seruan pengunjuk rasa untuk mengundurkan diri.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News
Polisi Thailand telah memanggil tujuh pemimpin protes anti-pemerintah untuk menghadapi tuduhan menghina monarki, sehari sebelum rencana demonstrasi yang digelar untuk menuntut Raja menyerahkan kendali kekayaan kerajaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Tersangka Kerusuhan May Day Semarang Terancam 7 Tahun Penjara
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS