Politik 2 Kaki Ala Aldi Taher

Politik 2 Kaki Ala Aldi Taher
Aldi Taher. Foto: arsip JPNN.com/Firda Junita

Ketika Jokowi meng-endorse Prabowo untuk memimpin koalisi besar, Zulhas -panggilan akrab Zulkifli Hasan- menjadi orang pertama yang mendatangi ketua umum Gerindra itu.

Secara terbuka PAN mengatakan akan berkonsultasi kepada Jokowi sebelum memutuskan pilihannya. Terlihat sekali bahwa Jokowi seolah sudah diangkat sebagai ketua majelis pertimbangan partai (MPP) informal oleh PAN.

Fenomena lompat kodok juga ditunjukkan oleh Sandiaga Uno. Dia pamit keluar dari Gerindra dan sudah menjalin hubungan mesra dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sandi terlihat begitu bernafsu ingin menjadi pendamping Ganjar Pranowo sebagai wakil presiden. Namun, Sandi sebagai jualan PPP ditolak PDIP yang mengusung Ganjar.

Sandi dianggap tidak layak jual. Sandi pun cepat mengantisipasi hal itu dengan melakukan lompat kodok pindah ke partai lain.

Dia mulai membuat pernyataan dengan memuji-muji Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Nama Sandi kemudian dihubung-hubungkan dengan Anies Baswedan untuk mengulangi sukses kedua tokoh itu saat berpasangan pada Pilgub DKI 2017.

Fenomena ini menunjukkan bahwa partai-partai politik miskin kader -dan miskin anggaran- sehingga Sandi Uno seperti menjadi rebutan.

Kemiskinan kader ini juga terlihat pada proses pendaftaran calon anggota legislatif. Banyak kader-kader cabutan yang muncul menjadi calon legislatif di berbagai partai.

Kalau kualitas calon legislatif standarnya seperti Aldi Taher, bisa dibayangkan bagaimana nantinya kualitas DPR sebagai lembaga legislatif dan pengawas..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News