Politik Garam Vs Politik Gincu

Politik Garam Vs Politik Gincu
Politik Garam Vs Politik Gincu

Selain itu, mengenai program peningkatan lahan produktif yang diusung Jokowi-JK sebesar 1  juta hektar per tahun.  “Sayangnya, dalam misi tersebut Jokowi-JK tidak  memberikan penjelasan rinci bagaimana untuk mencapai target tersebut,” pungkas Arya.

Arya menambahkan, sedangkan misi dari pasangan Prabowo dan Hatta menargetkan pertumbuhan ekonomi dapat stabil di kisaran 7 persen setiap tahunnya. Padahal misi tersebut selama ini juga diusung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.  

“Misi itu tidak realistis karena jika pertumbuhan ekonomi ditargetkan 7 persen dan kemudian dikorelasi dengan angka inflasi yang sebesar 7 persen maka pertumbuhan menjadi 0 persen. Saya mengkritisi keduanya, coba realistis masalah pertumbuhan ekonomi,” ujar Arya.

Selain itu, pembuatan visi dan misi ini menurutnya tidak terlalu melibatkan pribadi dari masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Hal tersebut diketahui karena ada beberapa janji dalam kampanye yang dilakukan oleh dua pasangan tersebut, tidak tertera dalam visi misi.

“Menurut saya ini tim suksesnya juga seharusnya lebih mengerti tentang yang sesungguhnya,” ulas Arya.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum DPP PAN Drajad Hari Wibowo menilai Pasangan Prabowo-Hatta telah berjanji kepada Indonesia sudah tak bergantung pada utang luar negeri di akhir jabatannya pada 2019.

Apa yang menjadi cita-citanya itu sudah tertuang dalam dokumen visi misi yang berjudul ‘Membangun Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Adil, Makmur serta Bermartabat’ yang sudah diserahkan ke KPU beberapa waktu lalu.

“Jadi tim Prabowo-Hatta tegas untuk tidak ingin tergantung utang luar negeri yang menjajah selama ini,” imbuh dia. (fdi)

JAKARTA - Pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai memiliki kelebihan serta kelemahan dalam visi-misi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News