Politikus Gerindra: Ini Penyebab Ekonomi Indonesia Kehilangan Spirit Kekeluargaan

Politikus Gerindra: Ini Penyebab Ekonomi Indonesia Kehilangan Spirit Kekeluargaan
Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan. FOTO: DOK.JPNN.com

“Tapi, milik Bangsa Indonesia yang meluluhkan dirinya 100 persen dalam kebersamaan," ujar mantan Wakil Ketua Komisi VI ini.

Lebih lanjut, Heri mengungkap Bangsa Indonesia kini kehilangan satu per satu asetnya yang dijual ke pihak asing.

“Indosat dijual Rp 5,6 triliun yang menyebabkan kerugian negara 17,8 kali lipat, karena oleh pembeli pertama telah dijual lagi dengan harga 100 triliun rupiah," ujarnya.

Lalu PT Astra dijual 600 juta dolar Amerika Serikat yang menimbulkan kerugian 75 kali lipat, karena harga sekarang sudah mencapai 45 miliar dolar Amerika Serikat. BCA dijual 425 juta dolar Amerika Serikat yang menyebabkan kerugian 35 kali lipat, sebab harga sekarang sudah 15 miliar Ametrika Serikat.

“Jadi, aset negara dikuasai oleh satu persen orang yang terus menghisap 50 persen kekayaan ekonomi nasional hingga saat ini," tegasnya.

Kembali ke konteks Pasal 33 UUD yang telah diamandemen, Ayat 4 dan 5, menurut Heri, telah membuat sistem ekonomi Indonesia menjadi liberal kapitalistikpasar, jauh dari jatidirinya yang otentik, yaitu gotong royong. Prinsip Ayat 1, 2, dan 3 telah dirusak oleh Ayat 4 dan 5.

“Yang terjadi justru mencuatnya sistem ekonomi yang kasar, beringas, dan tak berperasaan. Pasal 33 menjadi tameng untuk menggusur orang kecil dan miskin atas nama efisiensi," pungkasnya.(fas/jpnn)


JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan menilai tambahan ayat dalam Pasal 33 UUD 1945 dari semula hanya tiga ayat dan setelah diamandemen


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News