Politikus PAN Sebut Alasan Tedjo Mengada-ada
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PAN di DPR Viva Yoga Mauladi meminta Menko Polhukam Tedjo Edhy tidak merusak demokrasi dengan mencampuri urusan internal partai politik.
"Menkopohukam jangan intervensi. Jangan menggunakan alasan yang tidak mendasar dan tidak masuk akal. Pemerintah bijaksana lah jangan terkesan ada pembelaan yang merusak demokrasi," katanya di gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/11).
Viva menilai faktor keamanan Bali sebagai daerah kunjungan wisata hanya alasan yang dicari-cari. Sebab, Via mengaku tahu persis bagaimana kondisi di Bali.
"Saya ini delapan tahun di Bali. Bali itu penuh turis di atas 15 Desember. Dan Lokasi Munas tidak akan menimbulkan huru-hara karena itu di Nusa Dua. Nusa Dua itu luas sekali," jelasnya.
Karena itu Viva meminta Tedjo Edhy bersikap dengan tidak menabrak aturan. Jangan sampai pemerintah masuk apalagi sampai pemicu konflik internal parpol seperti yang dilakukan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly terhadap PPP.
Berbeda dengan Viva, politikus PDI Perjuangan Arif Wibowo membela sikap Tedjo. Bahwa pendapat yang disampaikan Tedjo agar suasana Bali tidak terganggu benar adanya. Sehingga mengimbau Kapolri tidak memberikan izin Munas kubu Ical.
"Mengimbau kapolri tidak memberi izin. Dihubungkan dengan Bali sebagai daerah wisata. Saya kira benar. Golkar harus pertimbangkan akan menggelar Munas di Bali atau tidak," tandasnya.(fat/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PAN di DPR Viva Yoga Mauladi meminta Menko Polhukam Tedjo Edhy tidak merusak demokrasi dengan mencampuri urusan internal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Brigjen Mukti Sampai Terbang ke Bali Gerebek Pabrik Narkoba yang Dikelola 3 WNA
- Imigrasi Amankan 2 WNA Prancis Menyambi Jadi Instruktur Yoga Ilegal di Bali
- Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 1 Kilometer
- AKSARA Research: Pengangguran Jadi Masalah Serius di Kota Pekanbaru
- Padamkan Kebakaran Kapal di Penjaringan, Gulkarmat Turunkan 12 Branwir & 60 Personel
- Bule Australia Penganiaya Sopir Taksi Dideportasi dari Bali