Politikus PDI P Sebut Novel Baswedan Diistimewakan

Politikus PDI P Sebut Novel Baswedan Diistimewakan
Penyidik senior KPK Novel Baswedan saat diwawancarai di Masjid Alfalah, Singapura, Jumat (12/07/2017). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Eddy Kusuma Wijaya merasa heran melihat perlakuan pemerintah dan KPK kepada penyidik senior Novel Baswedan. Ada kesan, dia mendapat keistimewaan.

“Perawatan atau pengobatan atas diri Novel Baswedan di Singapura sudah terasa berlebihan dan sangat luar biasa,” ujar Eddy, Minggu (8/10/2017).

Novel Baswedan, kata dia sudah tinggal berbulan-bulan di Rumah Sakit Singapura. Di negara ini dia pun bisa jalan-jalan dan melakukan kegiatan lainnya.

Novel Baswedan dibawa berobat ke rumah sakit di Singapura setelah dia disiram air keras oleh orang tak dikenal usai salat subuh di masjid Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa(11/4/2017).

Eddy mempertanyakan soal biaya Novel Baswedan. “Dari mana duitnya?” katanya dalam nada bertanya.

Selain itu, dia juga mempertanyakan prosedur dan biaya seseorang pegawai negeri berobat di luar negeri. Pada hal, pengobatan Novel bertahap dan ber periode atau bisa berobat jalan.

Politikus PDI P yang juga anggota panitia angket KPK ini juga mempertanyakan, Komisi III DPR sebagai mitra kerja KPK belum pernah mempertanyakan masalah ini. Komisi III DPR maupun pemerintah terkesan lembut dan santun menghadapi KPK, sehingga lembaga antirasuah ini menjadi anak manja khususnya Novel Baswedan.

Polri kata Eddy terkesan enggan mengusut kasus pembunuhan yang ditangani Novel dulu di Lampung dengan tegas sesuai koridor hukum yang berlaku. Pada hal sudah ada laporan masyarakat yang melaporkan Novel Baswedan, tetapi Polri tidak seperti menghadapi dan mengungkap kasus lainnya.

Anggota Komisi III DPR Eddy Kusuma Wijaya heran melihat perlakuan pemerintah dan KPK kepada penyidik senior Novel Baswedan. Ada kesan, dia mendapat keistimewaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News