Politikus Senior PDIP Sebut KSAU Hina dan Lecehkan Produk Dalam Negeri

Politikus Senior PDIP Sebut KSAU Hina dan Lecehkan Produk Dalam Negeri
Helikopter EC 725 Produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Foto: Humas KemenPAN-RB for JPNN

Sebagai perbandingan, pesawat Super Puma yang kini berubah nama dan tampilan menjadi EC-725 Cougar yang dimiliki TNI AU sudah digunakan oleh Lebanon, Chad, Afganistan, Mali, Libya dan beberapa negara lain sebagai pesawat tempur. Sedangkan AW 101 hanya digunakan di Afganistan sebagai pesawat transportasi. 

Untuk pesawat VVI, EC725 family sudah digunakan oleh 32 Kepala Negara diantaranya yaitu Algeria, Malawi, Angola, Mexico, Azerbaijan, Moroco, Brazil, Nepal, Cameron, Oman, Cile, Panama, Cina, Singapura, Ekuador, Korea Selatan, Perancis, Spanyol, Gabon, Turki, Georgia, Turkmenistan, Jerman, Arab Saudi, Venezuela, Jepang, Vietnam, Zaire, Kuwait, Zimbabwe, dan sebagainya. Sedangkan AW 101 hanya digunakan oleh Kepala Negara dari Turkmenistan, Arab Saudi, Algearia, dan Nigeria. 

Dalam catatan PT DI, sejak tahun 1978, PT DI dibangun untuk menguasai teknologi kedirgantaraan sebagai penunjang kemandirian bangsa di sektor enjiniring dan manufaktur. Di era 80 an, PT DI (IPTN) bersama CASA melakukan Design and Manufacture (rekayasa Enjiniring pembuatan wing/sayap pesawatnya NASA Airfoil menjadi PTDI Airfoil type NACA653-218, yang sampai dengan hari ini dipakai oleh CN-295 dan telah disertifikasi oleh badan sertifikasi nasional dan Internasional, DGCA-Indonesia, INTA-Spain dan EASA (European).

Di era 2000, PT DI telah dipercaya dan menjadi pemasok tunggal Rekayasa Manufaktur, Wing Leading-Edges (bagian sayap depan) AIRBUS A-380 dan A320, dengan produksi per bulan sekitar 40 set per tipe. Program pesawat tersebut untuk SpiritAero System-UK yang mana sebagai Tier-1 Supplier AIRBUS Commersial Group. 

Di era saat ini, PT DI bersama LAPAN melakukan Rekayasa Enjiniring dan Manufaktur pesawat perintis bermuatan 19 penumpang. N-219 secara menyeluruh, dan termasuk rekayasa enjiniring wing/sayap pesawat terbang dengan memodifikasi NASA Airfoil menjadi PTDI Airfoil type LS(1)-0417MOD.  

Selain TB Hasanuddin, banyak juga masyarakat yang menilai bahwa KSAU tidak pantas menilai PT DI tidak mampu dalam memproduksi alutsista udara. Misalnya saja eko ilaloyob yang berkomentar "orang kayak gini koq bisa lulus perwira TNI..." 

Kemudian muh nasrodin "jenderal yang tidak punya jiwa nasionalisme". Tri yang juga berkomentar "jenderal kacau..#papamintaheliaw, dan Ikrar yang menulis komentar "kok bs ya seorang jenderal lolos tdk nasionalisme"

Dalam akun twitter @IndraJPiliang juga berkomentar "KOREA, M'SIA, FILIPINA, THAILAND, VIETNAM, PAKISTAN, TIMUR TENGAH&AFRIKA pakai produk PT DI. KASAU (Komut PT DI) ngigau?#LangitMalam

JAKARTA--Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin angkat bicara terkait pembelian pesawat Agusta Westland 101 buatan Italia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News