Poltak Sitinjak

Oleh: Dahlan Iskan

Poltak Sitinjak
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Untuk masa depannya, Jack dikirim ke Jakarta. Ia dimasukkan panti asuhan anak yatim: PA Vincentius Putera. Masuk SMP. Lalu ke STM St. Joseph jurusan listrik.

Baca Juga:

Setamat STM Jack bekerja di toko yang jualan pompa air. Di daerah Pecinan Jakarta. Tiga tahun di situ Jack ingin usaha sendiri: jualan pompa air.

Usahanya itu berhasil. Awalnya ia jualan langsung ke konsumen. Lama-lama ia perlu mendirikan perusahaan di bidang perdagangan pompa.

Sambil menjalankan usaha Jack masuk kuliah. Di Universitas Indonesia Esa Unggul Jakarta. Di jurusan elektro. Ia pilih Esa Unggul karena dekat dengan tempat usahanya.

Jack Poltak terus ingat kampung halaman bapaknya di Pulau Samosir. Ia tahu betapa sulit hidup di Desa Sitinjak. Pertaniannya tergantung pada tadah hujan.

Kalau kemarau panjang tidak ada tanaman yang bisa menghasilkan. Untuk air minum, masak dan mandi pun harus mengambil sendiri ke danau.

Inilah pulau yang letaknya di tengah danau tetapi kesulitan air.

Belakangan banyak penduduk membeli pompa air. Berbahan minyak solar. Tetapi harga solar mahal sekali.

Untung ada anak rantau bernama Jack Poltak Sitinjak. Ia berhasil membangun pembangkit listrik tenaga surya terapung di atas air danau Toba.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News