Poltak Sitinjak

Oleh: Dahlan Iskan

Poltak Sitinjak
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka Jack punya ide: membangun solar cell terapung. Sebagai pengusaha pompa ia punya kemampuan untuk itu. Ia bangun dulu dermaga terapung. Terbuat dari rangkaian drum plastik: 8 x 16 meter.

Dermaga itu ia tarik ke tengah danau. Di atas dermaga terapung itulah solar cell digelar. Pakai tiang-tiang penyangga.

Hasil listriknya untuk menghidupkan pompa air. Pompa itu dimasukkan ke dalam air. Sedalam sekitar 3 meter.

Jack harus membangun solar cell itu jauh dari pantai Samosir. Sekitar 80 meter ke tengah danau. Tujuannya: untuk mendapatkan air dalam. Agar bisa mendapat air yang lebih bersih.

"Danau di dekat pantai sangat dangkal. Airnya berlumut," ujar Jack.

Dengan membangun solar cell agak di tengah, Jack bisa mendapat kedalaman 8 meter. Airnya bersih. Lalu dialirkan ke darat lewat pipa.

Agar ''dermaga Jack'' tidak lari-lari, Jack mencetak beton untuk pemberat. Empat buah. Masing-masing 1,6 ton. Beton itu ia tenggelamkan ke dasar danau. Dermaga drum itu diikatkan ke beton itu.

Dari dermaga itulah air dialirkan lewat pipa sejauh 1,6 km ke Desa Sitinjak: 2 liter per detik. Masyarakat pun membangun bak-bak air. Mendapat air dari pompa Jack secara gratis.

Untung ada anak rantau bernama Jack Poltak Sitinjak. Ia berhasil membangun pembangkit listrik tenaga surya terapung di atas air danau Toba.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News