Polusi Udara Jakarta Buruk, Pengamat: Batasi Penggunaan Kendaraan Pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati menyoroti masalah polusi udara di wilayah Jakarta yang kian memburuk.
Dia menenkankan ke pemerintah mengambul langkah tegas dalam membatasi penggunaan kendaraan pribadi yang menjadi sumber polusi udara di wilayah Jakarta belakangan ini.
“Tingginya kepemilikan kendaraan bermotor ini harus dibatasi dengan sejumlah aturan pemerintah, sehingga tidak menyebabkan meningginya emisi yang pasti mengakibatkan kualitas udara menjadi tidak sehat,” katanya di Jakarta, Senin (11/9).
Jika dilihat pada website IQAir, lanju dia, mulai Jumat (8/9), indeks kualitas udara di Jakarta kembali tinggi, bahkan di beberapa wilayah Jakarta menyentuh angka 153 dengan indikasi tidak sehat.
Angka tinggi indeks polusi udara tersebut diprediksi terjadi hingga beberapa hari mendatang karena mobilitas kendaraan pribadi kembali memenuhi jalanan Ibu Kota setelah berakhirnya kebijakan WFH (Work From Home).
Menurut dia, masih banyak warga Indonesia yang mengutamakan simbol status sosial tinggi.
Mereka kerap membuktikannya dengan kepemilikan seperti kendaraan pribadi dan tidak sadar hal itu menjadi sumber polutan.
Di negara maju, kata dia, tingginya kepemilikan kendaraan pribadi itu dibatasi dengan aturan pemerintah antara lain dengan menerapkan pajak yang tinggi.
Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati menyoroti masalah polusi udara di wilayah Jakarta yang kian memburuk.
- Laba Bersih Telkom 2024 Turun, Pengamat: Perlu Jadi Perhatian Pemegang Saham
- Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Ketidaktegasan Prabowo Memimpin
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Penghapusan Kuota Impor tak Menggangu Target Pemerintah untuk Swasembada Pangan
- Soal Evakuasi 1.000 Warga Gaza ke Indonesia, Pengamat Beri Catatan Kritis Buat Pak Prabowo
- Pengamat Respons soal Pemprov Jakarta Buka 4 Rute Baru Transjabodetabek