Posisi Melayu dalam Jalur Perdagangan Rempah Dunia Dikupas di Seminar Internasional 

Posisi Melayu dalam Jalur Perdagangan Rempah Dunia Dikupas di Seminar Internasional 
Kedudukan Melayu dalam jalur perdagangan rempah dunia dikupas tuntas dalam seminar internasional. Foto Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menyampaikan jalur rempah sangat berperan penting dalam membentuk sejarah Indonesia hari ini. Bukan hanya di masa kolonial, tetapi juga masa prakolonial. 

"Penting untuk menelusuri sejarah yang cukup jauh ke belakang, melihat ikatan dan saling keterhubungan yang ada di dalam masyarakat yang sudah berlangsung berabad-abad, jauh sebelum adanya nasionalisme modern," kata Dirjen Hilmar Farid pada ”Seminar Internasional Melayu dalam Jaringan Perdagangan Rempah Dunia” yang disampaikannya secara daring, Senin (19/9).

Dia menambahkan penting mendalami seperti apa dunia Melayu di dalam jalur perdagangan rempah dunia.

Dari keterangan para sejarawan dan narasumber, semua bisa melihat bahwa hubungan-hubungan itu sesungguhnya cukup erat. 

Bukan hanya dari catatan sejarah, tetapi juga bisa memeriksanya dari perspektif linguistik, tinggalan arkeologisnya.

"Semua bisa melihat dari ekspresi budaya yang kemudian bermunculan di seluruh nusantara ini,” ujarnya. 

Muhammad Nur, sejarawan Universitas Andalas mengatakan bagai gula yang dicari semut, rempah merupakan satu-satunya primadona perdagangan pada masa kuno di dunia Melayu.

Sejak abad ke-7 sampai abad ke-18 pusat-pusat perdagangan rempah di dunia Melayu memiliki bandar-bandar dagang yang besar, baik sebagai pelabuhan laut maupun bantaran sungai. 

Kedudukan Melayu dalam jalur perdagangan rempah dunia dikupas tuntas dalam seminar internasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News