Posisi Monoarfa

Oleh: Dahlan Iskan

Posisi Monoarfa
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka Mardiono mestinya menjadi Plt ketua umum ketika Rommy terkena perkara KPK. Begitulah bunyi anggaran dasar partai.

"Akan tetapi Mbah Moen menghendaki lain. Saya ikut saja perintah beliau," ujar Mardiono. Mbah Moen adalah KH Maimoen Zubair, kiai besar PPP dari Rembang.

Jadilah Suharso Monoarfa, ketua majelis pertimbangan saat itu, menjabat Plt Ketua Umum. Lalu terpilih sebagai ketua umum di Muktamar PPP di Makassar.

Sejarah berulang. Mardiono, ketua majelis pertimbangan kini menjadi plt ketua umum. Ibarat sukses yang tertunda saja.

Sejak pindah ke Cilegon itu Mardiono menjadi orang Banten. Punya usaha di sana. Berkembang. Kini ia punya pabrik pipa baja. Punya beberapa hotel. Juga punya perusahaan logistik.

Namun, PPP Banten tinggal punya satu wakil di DPR. "Pemilu depan harus kembali tiga kursi," katanya.

Mardiono juga sudah menelepon Gus Yasin di Semarang. Putra Mbah Moen ini menjabat wakil gubernur Jateng dari PPP.

Selama ini Gus Yasin merasa disingkirkan oleh PPP. Kini sudah dirangkul kembali oleh ketua umum yang baru.

Muhammad Mardiono menjadi Plt Ketum PPP. Suharso Monoarfa pun kehilangan angin. Posisinya tiba-tiba sangat sulit: mau melawan atau menyerah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News