Potensi Pasar Asuransi Kecelakaan Tinggi, Jasindo Kembangkan Strategi Penjualan

“Ketiga, dari segi strategi bisnis telah dilakukan pendekatan dengan kelompok masyarakat atau komunitas dan sponsorship. Dan terakhir, kami juga melakukan promosi publikasi melalui media digital (media sosial) dan konvensional untuk mengenalkan produk tersebut kepada masyarakat,” lanjutnya.
Produk asuransi kecelakaan diri ini memberikan jaminan perlindungan yang utamanya mencakup santunan meninggal dunia akibat kecelakaan, santunan cacat tetap akibat kecelakaan, dan biaya pengobatan akibat kecelakaan.
Asuransi ini dikecualikan untuk kegiatan yang secara alami memiliki tingkat risiko tinggi dan dilakukan secara sengaja serta dapat mengancam keselamatan jiwa peserta asuransi (kecuali dalam keadaan mencoba menyelamatkan jiwa).
“Nasabah bisa membaca poin-poin pengecualian asuransi ini saat membeli produk tersebut,” tuturnya.
Perusahaan yang tergabung dalam holding Indonesia Financial Group (IFG) ini juga akan menjual produk asuransi kecelakaan diri yang bersifat lebih komprehensif dalam bentuk asuransi perjalanan.
Kemudahan proses klaim juga menjadi nilai tambah tersendiri dari produk asuransi kecelakaan diri.
Tertanggung tinggal menuju ke www.jasindotravel.co.id dan menggunakan fasilitas yang ada di website tersebut untuk melakukan hampir semua hal yang berkaitan dengan asuransi perjalanan, mulai dari pembelian hingga pengajuan klaim.
Terkait klaim, terdapat halaman khusus untuk pengajuannya, di halaman tersebut.
PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) membuat strategi baru terkait asuransi kecelakaan.
- Begini Kunci Jasindo Mencetak Kinerja Positif dan Perluas Pasar Asuransi
- Nasabah WanaArtha Life Meminta Keadilan dan Berharap Uang Investasi Kembali
- Wujudkan Kepedulian Sosial, Asuransi Jasindo Salurkan Bantuan Sarana Prasarana
- Pentingnya Memiliki Asuransi Syariah dalam Manajemen Risiko & Melindungi Aset Kekayaan
- Viral Video Yuke Dewa 19 Gotong Bocah di Tasikmalaya, Begini Faktanya
- Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Kepada 4,5 Juta Petani & Salurkan Klaim Rp386 Miliar