Potong Tangan Mayat Taliban, Tentara Australia Bebas Tuduhan Kejahatan Perang

Ketidaksensitifan
Investigasi Angkatan Bersenjata Australia menemukan bahwa setelah anggota SAS secara eksplisit diberitahu agar tidak memotong tangan lebih banyak lagi, mereka masih mempertanyakan apakah hal itu diperbolehkan dalam beberapa situasi.
"Posisi di atas dapat dikaitkan dengan keinginan bersama oleh anggota untuk mendukung (tentara SAS yang telah memotong tangan), setelah dia menerapkan teknik ini," kata laporan tersebut.
"Dukungan seperti itu tidak mengherankan mengingat sifat unit dan operasinya. Namun, pandangan yang diungkapkan tampaknya melampaui daris ekadar dukungan dan menunjukkan penyimpangan nilai, atau setidaknya tingkat ketidaksensitifan," demikian ditambahkan.
Personel lain yang lebih senior yang diwawancarai dalam penyelidikan kurang ambivalen. Hastie dikutip mengatakan: "Naluri saya baik-baik saja, itu adalah praktek yang aneh."
Seorang anggota SAS lainnya mengatakan, "Tak ada ketidakpastian. Saya tidak akan memotong tangan orang."
Petugas penyelidikan mengatakan bahwa dia tidak dapat mengidentifikasi apa yang menyebabkan "pergeseran nilai" pada anggota SAS. Namun mencatat bahwa mereka secara teratur melihat orang mati dan mayat yang tidak utuh, dan mereka sendiri secara teratur membunuh dan mencederai orang.
"Pentingnya (hal ini) adalah bahwa anggota ini membutuhkan arahan sangat jelas dalam kaitannya dengan apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan, dan para anggota meminta arah sebanyak mungkin," tulisnya.
"Selain itu, akan sangat tidak bijaksana jika para komandan menganggap anggotanya berada dalam posisi membuat penilaian, dengan cara yang sesuai dengan keputusan para komandan, dan yang lainnya," tambahnya.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina