Potret Pendidikan di Pedalaman Kalsel: Tidak Ada Sekolah Formal, Belajar di Balai Adat

Potret Pendidikan di Pedalaman Kalsel: Tidak Ada Sekolah Formal, Belajar di Balai Adat
Para peserta didik Sekolah Paket A Mangga Jaya sedang mengikuti kegiatan belajar di balai adat. Foto: Komunitas Akar Bukit

Mengacu data dari Sekolah Paket A Mangga Jaya, terdapat 22 siswa yang menempuh pendidikan di sana. Usianya beragam. Dari anak, remaja, hingga dewasa.

Nurdin menceritakan mereka sehari-hari diajari kemampuan dasar, seperti baca, tulis, dan berhitung (calistung). Jika sudah dianggap mumpuni, mereka baru beralih ke pengetahuan umum.

Mereka diberi ijazah setara SD setelah rampung belajar di sekolah paket. "Bisa dibilang pendidikan kita masih belum sepenuhnya merdeka. Di tempat ini, bangunan sekolah belum ada, ATK pun minim," ujarnya.

Perlu Bantuan

Kondisi layanan pendidikan seperti di Dusun Mangga Jaya, Desa Aing Bantai sudah saatnya perlu lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah.

Harapan tersebut disampaikan oleh Koordinator Komunitas Akar Bukit Muhammad Hidayat.

Dia mengatakan dukungan yang dimaksud meliputi pembangunan wadah kegiatan belajar mengajar dan pemberian fasilitas penunjang yang layak.

Perhatian dari pemda juga dibutuhkan mengingat kasus buta huruf di wilayah ini juga masih tinggi.

Dari data yang dikantongi Komunitas Akar Rumput, persentase buta huruf di wilayah Aing Bantai dan sekitarnya berada di 75 persen.

Komunitas Akar Bukit mengungkap potret pendidikan di pedalaman Kalsel yang tidak punya sekolah formal. Siswa belajar di balai adat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News