PPP: Peluang Kepala Daerah Dipilih DPRD Masih Terbuka Lebar
Nah, Baidowi menyatakan kalau memang masih ada usulan pilkada langsung maka harus diatur dan dikirangi instrumen yang menyebabkan ongkos mahal. "Itu harus dicari solusinya," katanya.
Dia mencontohkan partai politik harus clear bahwa untuk mengusung calon dilakukan tanpa mahar. "Kalau ketahuan harus ada sanksi yang berat," tegasnya.
Wakil sekretaris jenderal (wasekjen) PPP ini menegaskan politik tanpa mahar itu seharusnya tidak hanya sekadar menjadi jargon partai saja. "Kalau hanya sekadar menjadi jargon ya sama saja, tidak mahar politik tetapi bahasanya biaya konsolidasi padahal nilainya hampir sama. Itu sama dengan bohong," ungkapnya.
Berikutnya, kata Baidowi, harus dipikirkan instrumen pembiayaan negara man yang bisa ditekan. Contohnya, yang menggunakan instrumen negara saat masa kampanye. Selama ini diatur enam bulan. Kalau misalnya dipersingkat juga bisa menekan cost. "Cuma berapa hitungannya itu harus dikalkulasi lagi," katanya.
Selain itu, ujar dia, cost yang paling besar adalah biaya saksi. Menurutnya, biaya saksi pemilu pasti mahal. "Maka ketika merumuskan RUU Pemilu kemarin sempat ada wacana saksi dibiayai oleh partai politik," ungkapnya.
Kemudian, lanjut dia, kalau ada usulan dikembalikan ke DPRD sangat mungkin dengan dasar pijakan konstitusi. Nah, kata dia, yang perlu diatur adalah mekanismenya supaya money politic-nya tidak bergeser. (boy/jpnn)
Sekretaris Fraksi PPP Achmad Baidowi menilai peluang kepala daerah untuk dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) masih terbuka.
Redaktur & Reporter : Boy
- Pilgub DKI: Sri Mulyani, Risma, Andika Perkasa hingga Adi Wijaya Masuk Radar PDIP
- Frans Go: Komitmen Membangun NTT Tak Mesti Jadi Gubernur
- KPU DKI Buka Pendaftaran PPS untuk Pilgub, Butuh 801 Orang
- Persiapan Pilkada 2024, PPP Siap Berkolaborasi dengan Parpol Lain
- Fadel Muhammad Bicara Cara Memilih Pemimpin di Pilkada Serentak 2024, Mohon Dicatat!
- Buka Pendaftaran Pilkada DKI Jakarta, PKB Siap Memenangkan Calon Potensial