Prabowo Bakal Diganjal Pemilik Modal

Program Kerakyatan Dianggap Anti-Kapitalisme

Prabowo Bakal Diganjal Pemilik Modal
Prabowo Bakal Diganjal Pemilik Modal
JAKARTA - Pengamat ekonomi politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) Revrisond Baswir menilai, program ekonomi kerakyatan yang diusung Partai Gerindra bakal menemui tantangan berat. Pasalnya, ekonomi kerakyatan identik dengan anti kapitalisme.

 

"Baru tahap ide saja, para pengusaha pemilk modal akan berupaya menyetop," ujar Sony, panggilan akrab Revrisond, pada diskusi yang digelar di Gerindra Media Centre, Jakarta, Rabu (11/2). Pemilik modal ini bukan hanya pengusaha dalam negeri, tapi juga para pemilik modal dari asing yang selama ini sudah menanamkan modalnya di Indonesia.

 

Model neo liberalisme yang telah dinikmati pemilik modal, akan sulit diubah menjadi model ekonomi kerakyatan. Konsep kapitalisme ini yang selama ini hanya menjadikan Indonesia sebagai pengekspor bahan mentah, dan hanya menjadi pasar bahan jadi dari dunia luar. Terbukti, sistem ini menyengsarakan rakyat. Kepala sawit melimpah, tapi minyak goreng mahal dan sempat langka. Produksi karet Indonesia cukup besar, tapi Indonesia justru menjadi pasar ban terbesar, yang diimpor dari luar.

 

"Pengusaha menganggap Gerindra akan menjadi ancaman bagi dunia usahanya karena saat ini para pengusaha menganut neo-kolonialisme," ujar Sony. Pada kesmepatan yang sama, dia mengkiritik materi iklan Gerindra yang seolah memaknai ekonomi kerakyatan identik dengan pedagang kaki lima, pedagang pasar, pedagang bakso, dan sebagainya. Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pihak yang berdaulat. (sam/jpnn)

JAKARTA - Pengamat ekonomi politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) Revrisond Baswir menilai, program ekonomi kerakyatan yang diusung Partai Gerindra


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News