Prabowo Sebut TNI Krisis Amunisi, Mantan Panglima Tak Terima

Prabowo Sebut TNI Krisis Amunisi, Mantan Panglima Tak Terima
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menggelar jumpa pers tentang hasil Rapim TNI 2015 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (23/12). Foto: Ricardo/JPNN.com Ilustrasi : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pidato kebangsaan Prabowo Subianto yang menyebut TNI hanya bisa berperang selama tiga hari karena krisis amunisi, dibantah oleh Istana. Prabowo mengaku mendapat informasi itu dari Menteri Pertahanan RI sekarang.

Kepala Kantor Staf Presiden atau KSP Moeldoko saat dimintai tanggapan oleh jurnalis di Kompleks Istana Negara, Jakarta pada Rabu (16/01), membantah yang disampaikan Prabowo.

"Enggak lah, ngarang. Negara segede Indonesia begini masa perang tiga hari selesai," jawab Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu mengatakan, Indonesia memiliki industri dalam negeri yang bisa memproduksi kebutuhan amunisi militer. Kalaupun kurang, itu bisa ditutupi dengan membeli dari luar negeri.

"Pertama kita punya industri di dalam negeri. Industri di dalam negeri kita juga selalu memproduksi kebutuhan kebutuhan amunisi. Tapi ada juga kebutuhan kebutuhan amunisi yang kita impor," jelas Moeldoko.

Dia memastikan institusi pertahanan sudah menghitung sirkulasi amunisi yang ada di TNI. Keluar dan masuk peluru pun jelas datanya.

"Situasi in out-nya amunisi kita hitung. Jadi waktunya seberapa saat sebelum habis semuanya dipakai untuk latihan. Begitu berkurang impor lagi amunisi yang perlu diimpor. Enggak (cuma 3 hari). Anggaran kan sudah ditata," tandasnya. (fat/jpnn)


Prabowo Subianto menyebut TNI tengah krisis amunisi dalam pidato kebangsaannya. Pernyataan itu langsung ditanggapi mantan panglima TNI


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News