Praktisi Keamanan Siber Sebut Corona Bukan Satu-satunya Ancaman Buat Pancasila

jpnn.com, JAKARTA - Praktisi keamanan siber Pratama Persada mengatakan Hari Lahir Pancasila yang kali ini diperingati dalam kondisi krisis corona, membuat masyarakat berpikir kembali sejauh mana bangsa Indonesia sudah mengaplikasikan nilai-nilai luhur Pancasila.
Menurut Pratama, corona bukan satu-satunya ancaman terhadap eksistensi Pancasila.
"Dalam era serbadigital saat ini, ruang siber menjadi peluang, tetapi juga menjadi ancaman bagi Pancasila bila tidak dikelola dengan semestinya," ungkap Pratama, Senin (1/6).
Pratama melihat masih banyak pekerjaan rumah bagi negara untuk menjaga eksistensi Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup bangsa.
Menurutnya, makin berkembangnya teknologi ikut mendorong sentralisasi ekonomi secara global.
“Ruang siber ini tanpa batas, informasi mengalir begitu cepat. Bersamaan dengan aliran informasi juga ada bahaya seperti peretasan, hoaks, ancaman dan paling berbahaya adalah sentralisasi ekonomi secara global,” ujarnya.
Chairman Lembaga Riset Siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) ini menjelaskan, Pancasila punya cita-cita luhur agar kesejahteraan bisa dirasakan oleh segenap anak bangsa dalam suasana damai dan penuh rasa persatuan.
Namun kini, kata dia, ancaman yang datang dari ruang siber bertambah karena belum siapnya masyarakat dengan berbagai regulasi.
Di era digital ini, corona bukan satu-satunya ancaman terhadap eksistensi Pancasila.
- Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional
- Lulusan CPNS dan PPPK 2024 Dongkrak Jumlah ASN Hingga 5,7 Juta Orang
- TNI Bakal Operasi Siber, Inilah Pihak yang Akan Ditarget
- IDCI Nilai Pertahanan Siber Seharusnya Jadi Tugas Utama TNI
- PA GMNI Dorong Etika Bernegara Berbasis Pancasila untuk Atasi Krisis Demokrasi
- Jaga Keamanan Data Pasien, RS Atma Jaya Gandeng ITSEC Asia