Pramuantar Asal Tangerang Menjadi Mualaf di Mataram, Begini Ceritanya

Pramuantar Asal Tangerang Menjadi Mualaf di Mataram, Begini Ceritanya
Rico Tandean (kanan) saat mengucap dua kalimat syahadat dibimbing TGB M Zainul Majdi di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram. Foto: Toni/Lombok Post

“Saya sengaja datang ke Lombok agar bisa mengucap syahadat di masjid ini dengan bimbingan TGB,” katanya.

Ia menceritakan keinginannya menjadi seorang mualaf dimulai ketika sering mendengar nama TGB di media massa, elektronik, hingga media sosial.

Dia kemudian mengikuti kiprah TGB, termasuk sering melihat video TGB di YouTube.

“Saya senang dengan ceramah beliau. Teduh, sopan dan adabnya begitu terasa,” kata pria kelahiran 1990 itu.

Makin hari, ia pun makin senang mendengar ceramah TGB. Kajian islam dan agama yang disampaikan mantan Gubernur NTB dua periode itu menurutnya ilmiah dan akademis. Tanpa dia sadari, ia pun semakin merasa tertarik dengan Islam.

“Kebetulan saya anggota komunitas motor RX-King. Saya punya teman di Dasan Agung, Mataram. Saya minta bantuannya selama di sini untuk jadi mualaf,” tutur pria yang mengaku bekerja di Bandara Soekarno-Hatta sebagai porter (pramuantar) tersebut.

"Saya akan berusaha menjalankan syariat Islam. Menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang," katanya. (hamdaniwathoni*/r3)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Tubuhnya tinggi, tidak terlalu gemuk, mengaku berasal dari Tangerang, pengin jadi mualaf di Mataram.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News