Pramuantar Asal Tangerang Menjadi Mualaf di Mataram, Begini Ceritanya

Pramuantar Asal Tangerang Menjadi Mualaf di Mataram, Begini Ceritanya
Rico Tandean (kanan) saat mengucap dua kalimat syahadat dibimbing TGB M Zainul Majdi di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram. Foto: Toni/Lombok Post

“Tidak ada yang memaksa. Murni keinginan sendiri,” jawab Rico.

Mendengar jawaban Rico, TGB mulai membimbing pemuda tersebut diawali bersama-sama membaca istigfar tiga kali. “Astagfirullahalazim, astagfirullahalazim, astagfirullahalazim,” ucap TGB diikuti Rico dan semua jemaah yang menyaksikan.

“Bismillahirrahmanirrahim, Ashaduallailahaillallah Waashaduanna Muhammadarrasulullah. Saya bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah SWT, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT,” tutur TGB dua kali, diikuti Rico dengan lancar.

Setelah mengucap kalimat syahadat, Rico resmi menjadi mualaf. Surah Alfatihah pun mengalun. Mendoakan Rico istikamah dalam Islam.

“Ada tanggung jawab untuk menjadi muslim yang baik. Menunaikan Rukun Islam setelah bersyahadat adalah melaksanakan salat lima waktu. Ketika Ramadan tiba, berpuasa selama sebulan. Kemudian berzakat dan kalau ada nasib bisa berhaji,” kata TGB.

Rico juga diingatkan tentang enam Rukun Iman. Percaya kepada Alah SWT, percaya kepada malaikat, kitab Allah, nabi dan rasul, percaya kepada hari kiamat dan percaya pada ketetapan Allah (qada dan qadar). “Semoga Rico dikokohkan dalam iman dan Islam,” kata TGB.

Usai resmi menjadi seorang muslim, Rico pun terlihat lega dan senang.

Ia tidak menyangka keinginannya sejak lama menjadi seorang muslim bisa terwujud di tempat yang menurutnya istimewa.

Tubuhnya tinggi, tidak terlalu gemuk, mengaku berasal dari Tangerang, pengin jadi mualaf di Mataram.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News