Prediksi Pentagon soal Kekuatan Nuklir Militer China pada 2035, Mengerikan!

Pentagon menilai bahwa China kemungkinan akan memiliki setidaknya 1.000 hulu ledak nuklir pada 2030.
Namun, pejabat AS itu mengatakan penumpukan hulu ledak nuklir China dengan cepat secara keseluruhan "terlalu besar untuk dirahasiakan".
"Itu memang menimbulkan pertanyaan tentang apakah mereka ... beralih dari strategi yang didasarkan pada apa yang mereka sebut sebagai 'pencegah bersifat ramping dan efektif', di mana mereka mengatakan mereka akan memiliki jumlah minimum senjata nuklir yang diperlukan untuk keamanan nasional RRC," kata pejabat AS itu mengacu pada singkatan nama resmi China.
China enggan terlibat dalam pembicaraan pengendalian senjata dengan Washington.
Beijing menegaskan bahwa kedua negara yang memiliki persenjataan nuklir terbesar - Amerika Serikat dan Rusia - memiliki tanggung jawab utama terhadap perlucutan senjata nuklir.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, persediaan hulu ledak nuklir AS terdiri dari 3.750 unit per September 2020.
Mengenai situasi keamanan di sekitar Taiwan, laporan Pentagon itu mengatakan China "meningkatkan tekanan diplomatik, ekonomi, politik, dan militer terhadap Taiwan pada 2021".
Ketegangan pun meningkat tahun ini karena China marah dengan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus, yang merupakan kunjungan oleh pejabat tertinggi ketiga di Amerika Serikat. Kunjungan itu adalah perjalanan pertama seorang pemegang jabatan kongres tinggi AS ke Taiwan dalam 25 tahun.
Pentagon juga memperingatkan bahwa China bertekad untuk menjadikan Tentara Pembebasan Rakyat sebagai mesin militer yang lebih kredibel pada 2027
- Bea Cukai Tanjung Priok Fasilitasi Ekspor 10 Ton Galvanize ke Amerika Serikat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Rekor Mengerikan Seusai China Naik Podium Pertama Sudirman Cup 2025
- Lanjutkan Dominasi, China Juara Sudirman Cup 2025
- Hasil Semifinal Sudirman Cup 2025: China Mengerikan, Jepang Hancur