Prefektur Miyagi, Tiga Bulan setelah Dihantam Tsunami (1)

Bau Amis Menyengat, Pengungsi Mandi Seminggu Sekali

Prefektur Miyagi, Tiga Bulan setelah Dihantam Tsunami (1)
Prefektur Miyagi, Tiga Bulan setelah Dihantam Tsunami (1)
 

Beberapa alat berat juga memperbaiki tanggul besar di sepanjang pesisir pantai yang rusak. Tanggul itu dibangun sekitar 1953. Di sekitar tanggul tampak tumpukan bangkai mobil yang telah dievakuasi dari areal persawahan. Aktivitas semacam itulah yang sehari-hari terjadi di pesisir Kota Iwanuma, sekitar 6 kilometer dari Kantor Iwanuma Volunteer Center (pusat relawan).

 

Setelah tsunami 11 Maret yang melanda wilayah Tohuku, Kota Iwanuma memang menjadi salah satu pusat perhatian tim penanggulangan bencana pemerintah Jepang. Tak sampai sehari setelah bencana, pemerintah setempat telah menampung sekitar 7.214 pengungsi di 28 fasilitas umum. Mulai gedung olahraga, sekolah, hingga balai masyarakat.

 

Meski memiliki toilet, gedung-gedung tersebut tidak dilengkapi kamar mandi umum. "Seminggu sekali, kami mengajak mereka ke lokasi yang memiliki tempat untuk mandi. Begitulah kondisi sebenarnya ketika itu," kata Toshiyo Chiba, penanggung jawab Iwanuma Volunteer Center, di hadapan peserta program Jenesys dari Indonesia. Karena begitu banyak jumlah pengungsi, pemerintah Kota Iwanuma memutuskan untuk membentuk pusat relawan pada 12 Maret 2011.

 

Awalnya, pengurus pusat relawan hanya terdiri atas enam pegawai Municipality Social Welfare Council atau dinas sosial setempat. Karena terlalu sedikit, pemerintah merekrut 18 staf dari berbagai asosiasi.

Iwanuma, Prefektur Miyagi, merupakan salah satu kawasan terparah yang terkena tsunami (11/3). Hingga saat ini, kota yang berhadapan dengan bibir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News