Presiden Jokowi Anggap Pers Kunci Kemajuan Bangsa

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pihaknya berupaya melakukan berbagai transformasi. Presiden pun meminta dukungan para insan pers Indonesia.
Sebab, presiden meyakini pers merupakan lokomotif kemajuan yang bisa mendorong bangsa dan negara percaya diri dalam mewujudkan Indonesia maju.
“Pers Indonesia adalah lokomotif kemajuan bangsa, menjadi inspirasi lompatan-lompatan kemajuan, menjadi simpul perubahan di semua sektor kehidupan serta menjadikan masyarakat bangsa dan negara percaya diri untuk mewujudkan Indonesia maju,” kata Jokowi dalam Hari Pers Nasional (HPN) 2022, Rabu (9/2).
Jokowi menyatakan pihaknya terus bekerja keras melakukan transformasi struktural guna menghadapi era yang penuh kompetisi.
Dia mengatakan transformasi tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah dan menciptakan kesempatan kerja yang luas.
“Ini sangat penting sehingga memberikan dampak yang signifikan pada penurunan angka kemiskinan, ketimpangan, dan juga menyerap pengangguran yang ada,” ujar presiden.
Presiden menjelaskan transformasi besar dalam berbagai sektor terus dilakukan pemerintah.
Misalnya dalam pembangunan sumber daya manusia, pemerintah terus melakukan perubahan mulai dari perbaikan layanan kesehatan hingga revitalisasi pelatihan vokasional guna meningkatkan keahlian para tenaga kerja Indonesia.
Presiden Joko Widodo meyakini pers merupakan lokomotif kemajuan yang mendorong bangsa dan negara percaya diri dalam mewujudkan Indonesia maju. Presiden juga menginginkan insan pers bergotong royong menyukseskan G20.
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi