Presiden Jokowi Ungkap Data Jumlah Orang Kehilangan Pekerjaan, Miskin, Kelaparan

Presiden Jokowi Ungkap Data Jumlah Orang Kehilangan Pekerjaan, Miskin, Kelaparan
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kedua, Presiden Jokowi memandang perlu peningkatan perhatian dan bantuan kepada kelompok rentan akibat melambatnya kegiatan perekonomian.

Menurutnya, semua lapisan masyarakat terdampak akibat pandemi, terutama bagi kelompok rentan. Untuk itu, jaminan dan perlindungan sosial merupakan bagian penting upaya pemulihan dari pandemi.

"Di Indonesia, kami telah alokasikan USD 28,5 miliar untuk bantuan sosial. Tidak kurang dari 9,8 juta unit usaha mikro telah menerima bantuan keberlanjutan usaha," lanjutnya.

Ketiga, eks wali kota Solo itu menilai ekonomi dunia harus pulih secara bersama-sama. Beberapa negara di dunia telah mencatat pertumbuhan positif, tetapi hal itu hanya akan bermanfaat jika terjadi secara bersamaan. Menurutnya, roda perekonomian dunia harus mulai bergerak bersama tanpa mengorbankan aspek kesehatan.

"Percepatan pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan tetap mengutamakan kesehatan serta pembangunan berkelanjutan. Ke depan, kami harus mendorong investasi dalam pemulihan yang berketahanan, berkeadilan, dan hijau, a resilient, just, and green recovery," kata dia.

Dukungan negara maju dalam transisi ekonomi hijau di negara berkembang harus diperkuat. Pembangunan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan pro-poor harus menjadi landasan.

Keempat, Presiden Jokowi menegaskan bahwa kemitraan global harus diperkuat. Dalam situasi saat ini, komitmen kemitraan harus dipertebal.

Prinsip no one left behind harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Presiden Jokowi juga mendorong agar semua negara berkomitmen untuk menghindari me first policy.

Presiden Jokowi memaparkan sejumlah data jumlah orang yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News