Presiden PKS: Pemimpin yang Buta Visi Kebangsaan, Pancasila Jadi Alat Kekuasaan 

Presiden PKS: Pemimpin yang Buta Visi Kebangsaan, Pancasila Jadi Alat Kekuasaan 
Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Foto: DPR.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengatakan Indonesia butuh seorang pemimpin memiliki lima visi nasional yang bersumber dari para pendiri bangsa.

Ini disampaikannya dalam pidato politik di penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS, Jakarta, Kamis (18/3).

Menurut Syaikhu, visi pertama yang perlu dimiliki pemimpin yaitu ketuhanan. Indonesia, kata dia, terlahir sebagai bangsa yang religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. 

Syaikhu mengatakan, jika terdapat kebijakan yang berusaha memarginalkan atau menghilangkan peran agama dalam proses pembangunan di negeri ini, hal itu adalah tindakan yang mengkhianati visi ketuhanan.

"Oleh karena itu, jika benar peta jalan pendidikan nasional tidak memasukan peran agama dalam visi pendidikan nasional, kebijakan tersebut harus dikoreksi," ungkap Wakil Wali Kota Bekasi itu di dalam Rakernas, Kamis ini.

Selanjutnya, kata Syaikhu, pemimpin perlu memiliki visi kemanusiaan. Negara, kata dia, bertanggungjawab memanusiakan dan menjaga harga diri manusia. 

"Pemimpin yang memiliki visi kemanusiaan akan meyakini bahwa dalam mengendalikan pandemi, negara harus lebih mengutamakan keselamatan jiwa warganya dibandingkan memacu pertumbuhan ekonomi," jelas pria asal Jawa Barat itu.

Visi yang diperlukan pemimpin berikutnya yaitu tentang kebangsaan. Menurut Syaiku, kepemimpinan nasional harus berakar kepada satu nusa, bangsa, dan bahasa.

Presiden PKS menyinggung perlunya seorang pemimpin memiliki lima visi nasional yang bersumber dari para pendiri bangsa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News