Presiden Tak Bertindak, Janda Makin Banyak, Rakyat pun Muak

Presiden Tak Bertindak, Janda Makin Banyak, Rakyat pun Muak
Aparat keamanan Burkina Faso berjaga di sekitar lokasi baku tembak. Foto: Reuters

jpnn.com, OUAGADOUGOU - Ratusan pengunjuk rasa pada Selasa (16/11) turun ke jalanan ibu kota Burkina Faso untuk menuntut Presiden Roch Kabore mundur lantaran dinilai gagal mencegah militan yang berkeliaran di wilayah utara dan timur.

Pekan lalu kelompok militan menewaskan 28 tentara dan empat warga sipil.

Serangan pada Minggu (14/11) merupakan yang terparah yang dialami oleh pasukan selama pemberontakan empat tahun.

Dalam kurun waktu itu, ribuan orang tewas dan lebih dari satu juta warga terpaksa meninggalkan rumah mereka. Serangan dua hari sebelumnya di daerah tersebut menewaskan tujuh polisi.

"Kita mengirim saudara-saudara kita, anak-anak kita, paman-paman kita ke tempat pembantaian. Berapa banyak janda dan anak-anak yang berada di Burkina? Siapa yang akan merawatnya?" kata pengunjuk rasa bernama Hermann Tassembedo.

Sekitar 300 orang melakukan aksi turun ke jalan di pusat kota Ouagadougou. Massa mendesak presiden Kabore untuk mundur dan menuntut supaya pasukan Prancis yang berpatroli di negara Afrika Barat itu angkat kaki.

Banyak pihak yang menganggap pasukan Eropa di Burkina Faso dan negara-negara tetangga, Mali dan Niger, sebagai penangkal kilat terhadap serangan.

Burkina Faso selama bertahun-tahun terhindar dari serangan ekstremis yang terlihat di seberang perbatasan di Mali.

Ratusan rakyat turun ke jalan menuntut pengunduran diri presiden yang dinilai tidak becus menjalankan tugas

Sumber antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News