Pria Australia Ini Menyerahkan Jasadnya untuk Penelitian Kedokteran Ketika Meninggal Nanti

"Kebanyakan jasad diperlukan untuk mengajar anatomi dasar dan patologi bagi mahasiswa jurusan ilmu kesehatan untuk mengetahui struktur dan fungsi organ tubuh, juga jaringan dan susunan tulang dan yang lain," kata Rod.
"Beberapa jasad juga digunakan untuk mata pelajaran ilmu bedah. Misalnya kami memiliki jurusan saraf di mana mahasiswa perlu belajar bagaimana melakukan pembedahan dengan membuka tempurung kepala.
"Kami lebih suka berlatih menggunakan jasad orang yang meninggal karena tidak bisa lagi merasakan sakit."
Rod mengatakan meski donor tubuh manusia jumlahnya hanya sekitar dua ribuan setiap tahunnya, namun kegunaannya sangat besar bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran.
"Semua penelitian kedokteran sangat tergantung pada jumlah kasus," katanya,.
"Semakin banyak penelitian kita terhadap sesuatu, semakin mudah untuk mengerti dan hasilnya akan bermanfaat bagi mereka yang masih hidup."
Rod mengatakan ada juga beberapa penelitian khusus seperti bagaimana dampak benturan terhadap otak bisa mendapatkan manfaat lebih besar dengan mempelajari otak mereka yang sudah meninggal dibandingkan yang masih hidup.
"Kadang pemindaian dengan MRI dan CT, walau sudah canggih kita masih belum bisa melihat keseluruhan, baru setelah kita membuka otak sebenarnya kita bisa melihat perubahan drastis yang terjadi," katanya.
Brian Kershaw berharap dengan menyumbangkan jasadnya ketika meninggal nanti dia akan membantu kemajuan penelitian di bidang kedokteran
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas