Privatisasi BUMN Tunggu Pilpres
Rabu, 03 Juni 2009 – 06:32 WIB
JAKARTA - Sinyal privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali menyala. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menggeliat ke level 2.000, membuat mesin-mesin privatisasi kembali bergerak.
Menneg BUMN Sofyan Djalil mengatakan, sesuai rencana awal, proses privatisasi BUMN melalui skema penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) akan kembali digulirkan jika pasar modal membaik, indikasinya jika indeks mulai menembus angka 2.000. "Sekarang, tim (privatisasi) mulai beraktifitas lagi," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (2/6).
Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG naik tipis 0,063 poin menjadi 1.998,643. Pada sesi satu, IHSG sempat melejit 35,939 poin hingga menyentuh level 2.034,519. Menurut Sofyan, saat pasar saham jeblok, proses privatisasi tiga perusahaan pelat merah yang sudah mendapat ijin dari DPR, memang dihentikan. Namun, seiring membaiknya pasar modal, maka proses persiapan privatisasi mulai dijalankan kembali. "Ini yang di internal perusahaan," katanya.
Sejak September 2008 lalu, DPR telah memberikan lampu hijau untuk privatisasi tiga BUMN, yakni Garuda Indonesia, BTN (Bank Tabungan Negara), dan KS (Krakatau Steel).
Selain faktor kondisi pasar modal, proses privatisasi memang maju mundur karena juga sensitif dengan faktor politik. Selama ini, privatisasi tidak jarang disamaartikan dengan penjualan BUMN.
JAKARTA - Sinyal privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali menyala. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menggeliat ke level 2.000,
BERITA TERKAIT
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- RUPST 2024 BRI Insurance Laporkan Kinerja Positif
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun
- Amartha Perkuat Komitmen Membangun Ekosistem Finansial Inklusif di Asia Tenggara