Produk Tembakau Alternatif Berpotensi Tekan Prevalensi Merokok
jpnn.com, JAKARTA - Produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik atau vape, dan kantong nikotin, menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau, sehingga memiliki profil risiko 90-95 persen lebih rendah daripada asap rokok, yang telah dibuktikan melalui berbagai kajian ilmiah.
Oleh karen itu, produk tembakau alternatif memiliki potensi besar untuk menekan prevalensi merokok.
Prevalensi adalah proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, menjelaskan optimalisasi produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk menurunkan prevalensi merokok sudah dimanfaatkan oleh berbagai negara, termasuk Inggris dan Swedia.
Hasilnya menunjukkan angka perokok di kedua negara tersebut mengalami penurunan.
Sebagai contoh, berkat memanfaatkan produk tembakau alternatif, jumlah perokok di Inggris pada 2021 mencapai sebesar 13,3 persen atau setara 6,6 juta jiwa.
Angka ini turun dibandingkan pada 2020 yang mencapai 14 persen.
Selain itu, jumlah perokok di Swedia pada 2022 menurun menjadi sekitar 5,6 persen dari total populasi.
Produk tembakau alternatif memiliki potensi besar untuk menekan prevalensi merokok.
- RUPST 2024, Sampoerna Sambut Presiden Direktur Baru
- Viral Remaja di Klaten Sakit Karena Rokok dan Vape, Dokter Bilang Begini
- HKN 2024, Pakta Konsumen Dorong Masyarakat dapat Edukasi Risiko Produk
- Enggak Boleh Utang Rokok, Pria di Jakbar Bakar Warung
- Bea Cukai Yogyakarta Sosialisasikan Ketentuan Cukai untuk Rokok dan Minuman Berpemanis
- 1 Juta Rokok Ilegal Disita Bea Cukai Kudus dalam Penindakan di Jepara dan Grobogan