Produk Tembakau Alternatif di Inggris Mendorong 20 Ribu Orang Berhenti Merokok

Produk Tembakau Alternatif di Inggris Mendorong 20 Ribu Orang Berhenti Merokok
Perokok (Ilustrasi). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Profesor Tikki Pangestu mengatakan penggunaan produk tembakau alternatif di Inggris telah mendorong 20 ribu perokok berhenti setiap tahunnya.

Adapun mengacu data Badan Statistik Inggris, angka perokok mengalami penurunan dari 14,4% pada 2018 lalu menjadi 14,1% atau setara dengan 6,9 juta perokok pada 2019.

“Kami telah melihat penurunan dramatis dan historis terhadap penjualan rokok setelah produk tembakau alternatif dikenalkan di berbagai negara. Buktinya adalah Inggris, di mana semakin banyak perokok yang berhenti merokok setiap tahunnya,” kata Tikki saat menjadi pembicara dalam Global Tobacco Nicotine Forum 2020 (GTNF 2020).

Angka perokok di Jepang pun juga telah mengalami penurunan. Berdasarkan hasil survei Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, angka perokok pria turun di bawah 30 persen untuk pertama kalinya menjadi 28,8% pada 2019 lalu.

Angka perokok perempuan berkurang 0,7 poin menjadi 8,8% pada 2019.

“Menggunakan produk tembakau alternatif untuk berhenti merokok dua kali lebih mungkin berhasil daripada mereka yang menggunakan produk pengganti nikotin lainnya. Jadi ini adalah kemajuan penting dalam berbasis bukti,” tegas Tikki.

Untuk mendorong negara-negara lain mengikuti jejak Inggris dan Jepang, Tikki mengatakan perlu adanya penelitian berbasis lokal terhadap produk tembakau alternatif.

“Berdasarkan pengalaman saya bertahun-tahun di mana pembuat kebijakan di suatu negara akan selalu menekankan pada bukti informasi yang dihasilkan secara lokal daripada hasil penelitian luar negeri,” ungkapnya.

Menggunakan produk tembakau alternatif untuk berhenti merokok dua kali lebih mungkin berhasil daripada mereka yang menggunakan produk pengganti nikotin lainnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News