Produksi Meningkat di September, Nilai Tukar Petani Naik

Produksi Meningkat di September, Nilai Tukar Petani Naik
Petani di sawah. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) per September 2018 mencapai 103,17 atau naik 0,59% dibandingkan periode sama bulan sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, kenaikan NTP tak lepas dari indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,26%, sementara indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,33%.

"Nilai tukar petani di September naik 0,59%", kata Suhariyanto dalam konferensi pers di gedung BPS.

Secara keseluruhan, subsektor NTP mengalami kenaikan, seperti tanaman pangan, perkebunan rakyat, perikanan. Ada pun sektor yang mengalami penurunan adalah holtikultura dan peternakan.

BPS juga mencatat pada September 2018 terjadi deflasi di perdesaan di Indonesia sebesar 0,59% yang disebabkan oleh kelompok bahan makanan yang cukup besar. Sementara indeks konsumsi rumah tangga lainnya naik.

Suhariyanto mengungkapkan penurunan harga bahan makanan menjadi penyebab deflasi September 2018.

“Jenis bahan makanan yang turun harganya di antaranya, daging ayam ras yang memberikan andil deflasi 0,13%. Kemudian penurunan harga bawang merah dan ikan segar yang masing-masing berikan andil 0,05% dan 0,04%", tambahnya. Beberapa sayuran, cabai rawit, dan telur ayam juga turun.

Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Kariyasa menjelaskan, kenaikan indeks harga yang diterima petani menunjukan peningkatan kesejahteraan petani di tanah air. 

Secara keseluruhan subsektor NTP mengalami kenaikan seperti tanaman pangan dan perkebunan rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News