Profesi Dokter dan Aliran Dana Rp 800 Miliar Pabrik Farmasi
Senin, 26 September 2016 – 09:55 WIB
Ia mengingatkan, kecurigaan ke Kemenkes beralasan karena lembaga itu juga seringkali menjadi perpanjangan industri farmasi.
Kemenkes saja seringkali tidak taat ke DPR dan Presiden, misal di kebijakan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang seringkali mendahului Presiden.
"WHO itu jelas dibiayai oleh perusahaan swasta dan farmasi. Salah satu penyumbang terbesar ke WHO yakni pengusaha Michael R. Bloomberg, yang getol menyuarakan gerakan anti tembakau. Itu donatur terbesar kedua sesudah Amerika Serikat, ketiga Inggris, sisanya swasla lain. Jadi korelasi industri farmasi ke WHO tidak bisa dilepaskan," tegasnya. (jpg)
JPNN.com JAKARTA - "Pada dasarnya, berdagang itu baik, profesi dokter itu mulia. Tapi jika pekerjaan dokter digabungkan dengan pekerjaan berdagang,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Lestari Moerdijat: Peringatan Hari Buruh jadi Momentum Komitmen Tuntaskan RUU PPRT
- 5 Berita Terpopuler: Solusi untuk Honorer yang Tak Masuk Database BKN, Ada Rekrutmen Khusus PPPK? Semoga
- Regenerasi Petani, Kementan Gelar Bootcamp di Bogor
- 25 Provinsi Semarakkan FTBIN 2024, Ini Target Badan Bahasa Kemendikbudristek
- Pupuk Bersubsidi Sebesar 9,55 Juta Ton Siap Disalurkan Kepada Petani
- Kematian Brigadir RA saat Jadi Ajudan Pengusaha Harus Jadi Atensi Kapolri