Profesor Joki

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Profesor Joki
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Orang juga senang bukan kepalang ketika disebut bos, meskipun yang menyebutnya seorang tukang parkir.

Dia akan memberikan tips lebih kepada tukang parkir itu.

Kalau tukang parkir menyebutnya juragan, dia menaikkan tips dua kali lipat.

Gelar-gelar mentereng itu menjadi kebanggaan tanpa ada kontribusi yang nyata bagi kampus maupun bagi publik.

Banyak guru besa yang hanya ongkang-ongkang di menara gading sambil menjadi pemburu Scopus.

Kelompok ini disebut sebagai cendekiawan tradisional sebagai lawan dari cendekiawan organik yang terjun berjuang membela hak-hak masyarakat.

Sebuah investigasi yang dilakukan Harian Kompas membongkar praktik perjokian yang terjadi di berbagai perguruan tinggi.

Tujuan perjokian ini adalah untuk membantu dosen yang ingin memburu jabatan guru besa dengan gelar profesor.

Perjokian guru besar menjadi bukti merosotnya etika akademik. Tentu perjokian ini tidak gratis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News