Program Kerja Jokowi Jadi Perhatian Peserta Forum Internasional di Korsel

Program Kerja Jokowi Jadi Perhatian Peserta Forum Internasional di Korsel
Menteri LHK Siti Nurbaya bersama Sekretaris APFC Thomas Hoffer, ADG FAO Kundhavi Kadiresan, dan Menteri Kehutanan Republik Korea Kim Jae Hyun di Asia-Pacific Forestry Week (APFW) 2019, Korsel, Selasa (18/6). Foto: KLHK

"Hingga Mei 2019, TORA mencapai 2,4 juta Ha, Perhutanan Sosial sebesar 3,1 juta Ha, dan pengakuan Hutan Adat sebesar 0,47 Ha," jelas Ketua Delegasi Indonesia, Bambang Supriyanto.

Hutan Rakyat

Bentuk hutan kemasyarakatan yang lain ialah hutan rakyat. Saat ini sumber bahan baku untuk industri di Indonesia, berasal dari kayu rakyat dengan besaran sumbangan 14,3% dari total 8,25 juta m3.

Hal ini dilanjutkan dengan intervensi yang terkait dengan fasilitasi akses pasar kayu legal. Hingga saat ini terdapat 294 kelompok petani hutan yang terdiri dari 106 ribu orang anggota dengan luas area sekitar 1 juta Ha.

“Tahun ini akan difasilitasi 140 kelompok petani hutan untuk produktivitas mereka melalui dukungan kebijakan, peralatan dan pembinaan," kata Bambang.

Peningkatan yang masih perlu dilakukan adalah meningkatkan insentif untuk mengembangkan pengadaan barang bersertifikat (legal) di dalam negeri dan meningkatkan penerimaan pasar.

Pemerintah Indonesia juga menargetkan dalam kurun waktu 5 tahun seluas 5,5 Juta Ha tersebar di 15 Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas RPJMN.

“Indonesia telah menginvestasikan Rp 3,9 triliun. Selain itu perbaikan lingkungan pasca-tambang melalui reklamasi diwajibkan kepada perusahaan-perusahaan,” kata Bambang.

Berbagai langkah korektif sektor lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi menjadi fokus perhatian pada forum internasional Asia-Pacific Forestry Week (APFW).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News