Program Nadiem Makarim Diprediksi Terancam Gagal Jika Tak Gandeng Organisasi Guru

Program Nadiem Makarim Diprediksi Terancam Gagal Jika Tak Gandeng Organisasi Guru
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: ANTARA/HO Humas Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Program Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem Makarim, terancam gagal bila tidak menggandeng mitra strategisnya yaitu organisasi guru.

Menurut pengurus Majelis Pendidikan Syarikat Islam Indonesia, Didi Suprijadi, empat program strategis Nadiem yaitu Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan zonasi, merupakan langkah pertama dalam menciptakan kemerdekaan belajar di Indonesia.

"Program itu terancam tidak berjalan mulus bila tidak memerhatikan faktor utama dalam pelaksana program, yaitu guru," kata Didi melalu pesan elektroniknya, Rabu (18/12).

Nadiem, lanjutnya, sejatinya tidak mempunyai guru. Berdasarkan undang undang, Kemendikbud yang dipimpinnya tidak mempunyai guru. Guru dimiliki pemerintah provinsi, bagi guru SMA/SMK, dan SLB. Kabupaten/kota untuk guru SD/SMP dan Kemenag bagi guru-guru madrasah.

Untuk suksesnya program tersebut, tambah Didi, Mendikbud bukan hanya mempercayakan pelaksanaan program kepada pemerintah provinsi, kab/kota sebagai pemilik guru. Namun, harus menggandeng pemilik guru lainnya yaitu organisasi profesi.

"Pertanyaannya organisasi profesi guru mana yang layak untuk digandeng menjadi mitra strategisnya dalam rangka suksesnya program tersebut?," ujar mantan ketua PB PGRI ini.

Sejak bergulirnya era reformasi bermunculan organisasi guru baru. Berbeda saat orde baru, organisasi guru hanya tunggal yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 

Kemendikbud bisa menggandeng seluruh organisasi guru atau memilih salah satu organisasi guru yang layak, kredibel, akuntabel dan mewakili seluruh guru.

Program Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem Makarim, diprediksi terancam gagal jika tidak melakukan hal ini..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News