Program PSR Membangun Pertumbuhan Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan

Program PSR Membangun Pertumbuhan Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan
Program PSR Membangun Pertumbuhan Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan. Ilustrasi/Foto: Rizki Ganda Marito/jpnn.com

Program ini bukan hanya berupaya meningkatkan jumlah produksi, tetapi juga berusaha melakukannya pada lahan yang sudah ada, menghindari perluasan lahan baru..

Selain itu, Program PSR membuka peluang penggunaan teknologi pertanian canggih, dengan memperkenalkan varietas-varietas sawit yang lebih unggul dan mengadopsi praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practice/GAP).

"Pendekatan perbaikan produktivitas melalui peremajaan juga dipandang cukup efektif  sebagai strategi yang efektif dalam pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia," tutur Dono Boestami.

Namun dalam praktiknya, kata Dono, pelaksanaan program PSR menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.

Selama periode tahun 2016 hingga 2022, realisasi subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mencapai jumlah yang signifikan, yaitu Rp7,5 triliun.

"Dari alokasi dana subsidi tersebut, sejumlah rekomendasi teknis untuk program PSR sebanyak 278 ribu hektar telah dihasilkan. Namun, realisasi lapangan baru mencakup 2.73 ribu hektar,” paparnya.

Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema turut memberikan kritik terkait implementasi Program PSR yang semula ditargetkan mencakup luasan 180 ribu hektar per tahun. Dari total 540 ribu hektar dalam periode 2017-2023, yang belum sepenuhnya tercapai.

Persoalan legalitas lahan ternyata paling krusial. Kepemilikan sertifikat hak milik masih minim, serta adanya indikasi masuk kawasan hutan, ataupun tumpang tindih kebun rakyat dengan HGU (Hak Guna Usaha) dan hak tanah lainnya.

Program PSR membangun pertumbuhan industri kelapa sawit berlajutan. Simak penjelasannya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News