Program Vaksinasi di Australia Berjalan Tersendat, Ancaman Serius Bagi Warganya

Jane Halton yang bekerja di Departemen Kesehatan di Canberra selama 12 tahun mengatakan diperlukan tindakan lebih giat dalam pelaksanaan vaksinasi.
"Apakah kita sudah bergerak cepat? Ya, saya kira kita semua menghendaki di posisi di mana kita bisa membuka perbatasan internasional, dan punya kepercayaan melakukannya. Dan sekarang kita belum ada di posisi itu," katanya.
Membeli vaksin
Di pertengahan tahun lalu ketika pandemi terjadi, tak seorang pun yang bahkan tahu jika keberhasilan vaksin bisa tercapai.
Namun berbagai negara di seluruh dunia dengan cepat mencapai persetujuan dengan berbagai perusahaan pengembang vaksin, seperti Moderna, Johnson & Johnson dan Pfizer.
Jane yang menjadi salah satu pejabat yang terlibat dalam usaha global mengembangkan vaksin COVID-19 mengamati negara-negara, seperti Inggris dan Amerika Serikat membeli ratusan juta dosis dari berbagai perusahaan.
"Saya mulai merasa cemas, bahwa kita juga harus melakukan perjanjian juga," kata Halton.
Di bulan September, Australia mencapai kesepakatan untuk mendapatkan 85 juta dosis vaksin AstraZeneca, dan vaksin lokal buatan University of Queensland (UQ).
Dua jenis vaksin inilah yang bisa diproduksi di dalam Australia.
Inilah temuan penyelidikan program Four Corners dari ABC: vaksinasi di Australia berjalan lambat dan berpotensi merusak kepercayaan dari warganya sendiri
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka