Prostitusi Pria di Solo Terbongkar, Ada yang Gemuk, Langsing, Oh!

Prostitusi Pria di Solo Terbongkar, Ada yang Gemuk, Langsing, Oh!
Polda Jateng saat menggelar jumpa pers kasus praktik prostitusi pria di Solo, Senin (27/9). Foto: HUMAS POLDA JATENG - Radar Solo

Ada konsumen, ada produsen. Inilah yang kemudian memunculkan praktik prostitusi sesama jenis ini.

Para pekerja seks komersial (PSK) gay ini mendapat julukan 'kucing’ dari komunitas mereka.

"Jadi ini berbicara tentang identitas dan orientasi seksual,” kata Argyo.

Identitas seksualnya memang memiliki hasrat yang menyimpang dalam pemuasan nafsu. Sedangkan orientasi seksual adalah faktor pendorong mereka melakukan hubungan sesama jenis.

Ada nonkomersial dan komersial. Komersial yang membentuk prostitusi itu. Sebab, hasratnya bukan hanya pemuasan hawa nafsu saja, melainkan faktor ekonomi demi mendapat sejumlah uang.

Argyo mengatakan dalam hubungan seksualitas dunia gaya, peran dibagi menjadi dua. Ada yang menjadi top, ada bottom.

Top merupakan gay yang berperan sebagai laki-laki atau yang melakukan penetrasi, sedangkan bottom yang berperan sebagai wanita.

Muncikari prostitusi pria biasanya juga menyediakan dua tipe tersebut bagi para pelanggannya.

Para pelaku prostitusi pria ini juga rentan menjadi korban kekerasan. Bisa disiksa, bahkan dibunuh hanya karena cemburu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News