Proyek Pembersihan Samudera Pasifik Dari Limbah Plastik Masih Belum Efektif
Boyan Slat mengatakan dirinya tidak gentar oleh kemunduran ini karena para teknisi berharap dapat membuat perbaikan dalam sistem di perangkat pembersih lautan ini.
"Apa yang kami coba lakukan belum pernah dilakukan sebelumnya," katanya.
"Jadi, tentu saja kami berharap masih perlu memperbaiki beberapa hal sebelum beroperasi sepenuhnya."
Dilengkapi dengan lampu bertenaga surya, kamera, sensor dan antena satelit, perangkat ini dimaksudkan dapat mengkomunikasikan posisinya setiap saat, memungkinkan kapal pendukung untuk menangkap plastik yang berhasil dikumpulkan alat ini setiap beberapa bulan sekali dan mengangkutnya ke daratan untuk didaur ulang.
Boyan Slat mengatakan dia berharap sudah akan menerima kontainer pengiriman yang dipenuhi oleh jaring ikan, botol plastik, keranjang binatu dan sampah plastik lainnya yang diambil oleh sistem ini sudah dapat kembali ke darat dalam waktu satu tahun.
"Kami telah memberi diri kami waktu setahun setelah peluncuran untuk mendapati sistem ini benar-benar berhasil," katanya.
Proyek masih menghadapi skeptisisme
Di antara mereka yang skeptis terhadap proyek pembersihan Ocean Slat adalah George Leonard, kepala ilmuwan Ocean Conservancy, kelompok advokasi lingkungan nirlaba.
George Leonard mengatakan sekalipun sampah-sampah plastik bisa dibawa keluar dari laut, aka nada lebih banyak limbah plastik yang akan terus mengalir ke laut setiap tahunnya.
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat