Proyek PLTS Tak Terurus, Salah Siapa?
Sementara itu, Kepala Bagian Ekonomi Taufan Restuanto mengungkapkan, pemerintah memang pernah membuat proyek tersebut.
Namun, setelah jadi, pengelolaannya diserahkan kepada warga desa.
Dengan begitu, tarif, perawatan, dan pemanfaatan dikelola warga.
"Dan memang ada komponen yang harganya mahal jika rusak. Karena itu, saat ini kami arahkan ke listrik PLN," ujarnya.
Listrik itu, kata Taufan, berbeda dengan listrik energi baru terbarukan yang kini menjadi kajian kementerian ESDM yang rencananya ditaruh di Desa Bajuran, Cerme.
Di Bajuran, listrik itu akan dijual ke PLN dan justru bukan menjadi saingan PLN.
"Rencana tersebut masih dikaji. Dipilihnya Bondowoso karena ada tempat yang cocok untuk penyerapan energi matahari secara total," tuturnya.
Munir menambahkan, khusus PLTS di desanya, pihaknya merasa sangat prihatin. Sebab, proyek ratusan juta itu seakan mubazir. (hud/wah/c21/end/jpnn)
Para pemuda Desa Ampelan, Bondowoso, Jatim menyayangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di desanya.
Redaktur & Reporter : Natalia
- PLN Indonesia Power Kebut Pembangunan PLTS 500 MW di 5 Lokasi
- Ulubelu 'Negeri Tiga Energi' Binaan Pertamina NRE, Manfaat Green Energy Benar-benar Nyata
- Ternyata Ini Tujuan Garudafood Membangun PLTS Atap
- Tebakan COP
- Anggota Komisi VII DPR Mulyanto Minta Aturan Terkait Kuota PLTS Atap Harus Diperjelas
- Pertamina Teruskan Percepatan Energi Terbarukan di Kampung Keberagaman Merbabu Asih