PSI dan Anies Haters

PSI dan Anies Haters
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tidak ada satu pun parpol yang tidak punya konflik internal. PSI sebagai partai anak muda milenial pun sudah sukses meniru senior-seniornya yang sering berkonflik di internal partainya masing-masing.

Kritik PSI DKI itu menampol langsung muka elite politik di DPP PSI. Rumor politik berkembang bahwa PSI pecah di dalam. Perbedaan pendapat di kalangan parpol adalah hal biasa, tetapi kalau perbedaan pendapat itu dirilis kepada media dan menjadi terbuka kepada publik hal itu menjadi tidak biasa.

DKI menjadi tulang punggung utama PSI. Keberhasilan mendapatkan 8 kursi di DPRD DKI merupakan prestasi besar bagi partai yang baru lahir.

DKI bisa disebut sebagai lumbung suara dan sekaligus stronghold bagi PSI. DKI menjadi provinsi dengan jumlah kursi terbesar bagi PSI.

Perselisihan antara PSI DKI dengan PSI pusat mirip tarung matahari kembar. PSI DKI mempertanyakan secara terbuka strategi komunikasi PSI pusat yang terlalu fokus kepada Anies.

Banyak pertanyaan dari publik mengenai hal ini. PSI DKI merasa terusik dan mendesak DPP PSI untuk mengubah arah strategi komunikasi politiknya.

Tanda-tanda perpecahan PSI DKI dengan induknya di pusat makin nyata ke publik. Beberapa waktu lalu viral di media sosial seorang pemuda yang membuat konten dengan latar belakang baliho Anies Baswedan, menyebut Anies sebagai ‘’orang Yaman’’.

Sebutan rasis ini dikecam banyak orang, karena anak muda yang membuat konten itu diangap tidak paham mengenai apa yang dibicarkannya. 

Beberapa hari terakhir ini PSI yang biasanya gaspol mengritik Anies Baswedan mulai agak kendur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News