PT Pos Indonesia Berbenah Diri Lebih Unggul, Target Go-Global

PT Pos Indonesia Berbenah Diri Lebih Unggul, Target Go-Global
Graha Pos Indonesia. Foto : PT Pos Indonesia

Ketika transaksi penjualan itu menjadi social commerce, maka siapa yang bertanggung jawab pada penyerahan barang dan penyerahan uang? 

”Nah, ini dibutuhkan sebuah perusahaan yang memiliki pelayanan terintegrasi untuk bawa barang dan bawa uang. Kami membawa barang dan membawa uang. Kebutuhan seller dan buyer itu bisa terfasilitasi dengan baik,” jelasnya.

Contoh lain, kata Gilarsi, peer to peer lending, itu Pos tidak diizinkan untuk melakukan pembiayaan peminjaman.

”Kita diizinkan untuk menerima dan menyimpankan uang masyarakat, tapi kita tidak mendapatkan izin untuk melakukan itu. Tetapi, kalau kitaberkolaborasi dengan start-up peer to peer lending di Indonesia, ketika peer to peer lending ini dilakukan virtual to virtual, digital to digital mereka tetap membutuhkan physical presence, yaitu ketika mereka membayarnya atau mengirimnya secara uang tunai maka kehadiran Pos sangat relevan,” ujarnya. 

Dalam protokol uang, lanjut Gilarsi, orang masih butuh uang tunai, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) bisa mewakili tapi tidak ada di semua tempat. Pos memiliki physical presence ada di seluruh Indonesia untuk mengambil atau menerima bayaran uang tunai, maka Pos masih dibutuhkan. 

Bagaimana menghadapi persaingan jasa logistik? Dirut PT Pos Indonesia mengakui persaingannya saat ini luar biasa.

Salah satu yang menjadi keunggulan Pos, yaitu ketersebaran dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud sampai Pulau Rote.

”Itu kami ada. Kami hadir. Keberadaan Pos tidak dibagi dari kepadatan ekonomi, tetapi geographical presence. Jadi batas negara ada di mana kami harus hadir sampai batas negara itu. Jadi kami hadir dan tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.  

Pos Indonesia mampu unggul dalam melayani pengiriman ke seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke hingga pulau terluar Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News