PTS Curhat, Kurang Peluru Cetak Insinyur

Bahkan banyak yang masih berstatus mahasiswa akhir sudah dikontrak.
"Jujur saja, mahasiswa teknik kami banyak yang sudah diijon. Belum lulus, sudah dikontrak perusahaan-perusahaan. Ini mengindikasikan kebutuhan insinyur memang banyak tapi belum bisa dipenuhi," terangnya.
Dia menyarankan pemerintah untuk mendongkrak PTS berakreditasi A dan B mencetak insinyur lebih banyak.
Karena perguruan tinggi di Indonesia lebih didominasi PTS. Selain itu pogram percepatan pendidikan insinyur di zaman Presiden BJ Habibie sebaiknya dikembalikan lagi.
Sebelumnya Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) merilis data kebutuhan insinyur 2015 hingga 2019.
Untuk 2015, sarjana teknik yang tersedia sebanyak 15.258 orang, 2016 sebanyak 17.092, tahun 2017 berjumlah 18.273, 2018 jumlahnya 19.454, dan 2019 sebanyak 20.635.
Sedangkan kebutuhan insinyur di 2015 sebanyak 12.663 orang, 2016 sebanyak 34.981.
Pada 2017 yang dibutuhkan 72.895 orang, 2018 sebanyak 87.753, 2019 bertambah menjadi 82.018.
JAKARTA--Kekurangan SDM terutama insinyur, bisa ditangani bila pemerintah menyediakan peluru lebih banyak kepada perguruan tinggi terutama swasta.
- Jatim Sediakan 40 Ribu Beasiswa untuk Berantas Putus Sekolah
- Pesan dari Merauke untuk Pemerintah Pusat: Jangan Ada Lagi Cerita Anak Papua Tidak Sekolah
- Hadir di Semarang, KAYO.id Kenalkan Bahasa dan Budaya Jepang Sejak Dini
- Prodi Desain Interior PresUniv Bejibun Beasiswa, Gampang Dapat Pekerjaan
- Sudah Ada Guru ASN Ditempatkan di Sekolah Swasta hingga Pensiun
- Dedi Mulyadi Tetap Kirim Siswa Bandel ke Barak Militer Meski Picu Pro Kontra