Puan Suarakan Tolak Penggunaan Senjata Nuklir di Forum Parlemen Asia-Pasifik

Puan mengatakan perdamaian juga merupakan prasyarat untuk pemulihan berkelanjutan dan memerangi pemanasan global.
"Kita, Anggota Parlemen, harus memainkan peran yang lebih besar dalam mempromosikan perdamaian. Kita seharusnya tidak duduk di pagar dalam menghadapi ketegangan geopolitik,” ujar Puan.
Istilah dari ‘tidak duduk di pagar’ itu dapat dimaknai bahwa negara-negara kawasan Asia-Pasifik tidak boleh netral terkait perang nuklir.
Artinya, menurut Puan, dibutuhkan sikap tegas dari APPF terhadap penggunaan senjata nuklir.
“Kita harus meyakinkan pemerintah kita masing-masing untuk tidak menggunakan kekerasan dalam resolusi konflik. Kita membutuhkan lebih banyak dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan perbedaan antarbangsa,” kata cucu Proklamator RI Bung Karno itu.
Puan lalu menyinggung soal penyelenggaraan ‘The 8th G20 Parliamentary Speaker Summit’ (P20)’ yang baru saja digelar awal bulan lalu di Jakarta.
DPR RI menjadi tuan rumah dan presidensi pertemuan forum parlemen negara-negara G20 tahun ini dengan topik ‘Parlemen yang Lebih Kuat untuk Pemulihan Berkelanjutan’.
“Pada pertemuan di tingkat global, ada pemahaman bahwa parlemen harus bekerja secara efektif jika kita ingin menjadi bagian dari solusi krisis saat ini,” ujarnya.
Puan menyuarakan agar the 30th Annual Congress of the Asia-Pacific Parliamentary Forum (APPF 30) di Bangkok menentang keras penggunaan senjata nuklir.
- Pimpinan Komisi III Minta Polisi Tindak Perusuh Saat May Day di Semarang
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Minta Kepastian Hukum Bagi Buruh, Sahroni: Upah Dibayarkan, Jangan Ada Ijazah Ditahan
- May Day 2025, Puan Maharani Bicara Perjuangan Menyejahterakan Buruh
- Kunker ke Kepulauan Riau, BAM DPR Berjanji Serap Aspirasi Warga Rempang
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024