\' Pulang \'

\' Pulang \'
\' Pulang \'

\' Pulang \'LEILA CHUDORI berhasil menulis sebuah karya yang menawan. Terdiri lebih dari 456 halaman (termasuk catatan kaki), Pulang adalah lempengan fiksi yang kaya dan memiliki karakter-karakter yang hidup yang mengisahkah sejarah dramatis Indonesia.

Jangan khawatir, buku ini bukanlah teks kering yang menceritakan era pasca-kemerdekaan. Peristiwa berdarah penumpasan PKI atau kerap dijuluki G-30S/PKI adalah motor penggerak cerita dalam novel ini. Leila, seorang editor Tempo dan resensor film dengan bijak memfokuskan perhatiannya pada sosok Dimas Suryo, seorang jurnalis yang riang dan bebas yang mengarungi pelbagai peristiwa.

Dimas adalah “Everyman”. Dia seorang lelaki sensual yang mencintai wanitanya namun kurang memiliki tekad yang kuat untuk terus menggenggamnya. Terjebak di luar negeri (Paris) oleh arah nasib pada saat PKI gencar diburu, Dimas terpaksa menjadi koki di sebuah restoran Indonesia bernama Tanah Air. Ia menyalurkan energi kreatifnya dan kerinduan berbalut keputusasaan untuk kembali ke tanah airnya ke dalam makanan.

Baca Juga:

Leila adalah seorang pendongeng yang luar biasa dan mengesankan, beralih-alih narasi antara berbagai karakter yang berbeda dari dekade dan benua. Sebagai contoh, kita mengetahui Dimas sebagai seorang ayah, anak, suami dan teman setia juga kekasih yang lemah.

Inti cerita terletak di Jakarta pada kisaran tahun 50 dan 60-an. Dimas berprofesi sebagai wartawan junior di antara para penulis dan aktivis di sebuah koran fiksi bernama Berita Nusantara. Merupakan  kondisi yang sangat rumit dan tinggi politisasi, karena tensi antara PKI dan lawannya (militer) mengacaukan kota terjadi di ujung pemerintahan Presiden Sukarno.

Teman karibnya, sesama jurnalis Hananto Prawiro adalah seorang pendukung PKI. Hananto juga seorang “womanizer” ulung, yang menikahi cinta pertama dan abadinya Dimas, Surti Anandari. Sebutlah ini cinta segitiga yang semakin menyakitkan karena viktimisasi Hananto yang berakhir pada eksekusi, serta pengasingan tiga dekade yang dialami Dimas.

Leila berhasil meloloskan diri dari jebakan permainan karakternya ke dalam urusan moral – orang baik pendukung PKI yang menjadi korban dan yang buruk adalah orang Orde Baru. Beberapa sudut pandang narasinya merupakan sesuatu yang ia lepas dari serangkaian putaran gaya kepenulisan Orhan Pamuk, membuat karakternya lebih nyata dan kompleks.

Pulang juga memuat makna humanisme yang indah. Mengisahkan tentang cinta yang sejati, cita-cita dan gairah – hampir primordial – yang tertaut pada sebuah negeri. Karakter-karakternya, terutama Dimas Suryo dan anak kandungnya yang berdarah Perancis, Lintang Utara, menyetir narasi dalam sebuah pencarian cinta, perdamaian dan rekonsiliasi.

LEILA CHUDORI berhasil menulis sebuah karya yang menawan. Terdiri lebih dari 456 halaman (termasuk catatan kaki), Pulang adalah lempengan fiksi yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News