Sekretariat Gabungan (Setgab)

Sekretariat Gabungan (Setgab)
Sekretariat Gabungan (Setgab)

jpnn.com - HUBUNGAN koalisi politik itu bisa diperumpamakan dengan pernikahan. Ia pasti menghadapi masa-masa sulit dan melelahkan, meski pada akhirnya disebut sebagai proses yang memuaskan. Koalisi politik membutuhkan sifat saling pengertian dan kesabaran, karena tidak bisa dipungkiri satu sama lain memiliki prioritas yang berbeda.

Sebuah koalisi yang efektif (sama halnya dengan pernikahan yang langgeng) adalah dimana kedua pihak memiliki kesepahaman dalam mencapai tujuan utama dan visi yang terbentang. Sehingga tidak perlu ada istilah pengorbanan atas individualitas yang dimiliki masing-masing.

Tentu, ketika pernikahan mulai terjadi keributan dan kedua rekan hidup sering berselisih, segala hal bisa berubah dengan cepat menjadi bencana. Kita semua sudah mafhum, jika bencana itu adalah hal yang buruk dan sangat berbahaya dalam  sebuah hubungan.

Koalisi yang berkuasa di Indonesia saat ini adalah Sekretariat Gabungan (Setgab). Total yang masuk dalam Setgab berjumlah enam partai (menguasai 75.5% kursi di Dewan Perwakilan Rakyat). Tak heran jika banyak ruang yang memuat kesalahpahaman.

Mengingat Indonesia yang berskala besar dan memiliki segudang kepentingan, koalisi politik telah menjadi adat di Indonesia, setidaknya pasca-Reformasi.

Tetapi detik-detik mendekati 2014, hubungan Setgab menjadi sangat tegang. Pertanyaan yang perlu kita ajukan sederhana: apakah hubungan pernikahan ini sedang berada di titik rendahnya, semacam mengalami mid-life crisis, atau inikah bukti adanya “perbedaan yang tak bisa didamaikan” dan menimbulkan perceraian?

Permasalahan telah muncul selang beberapa waktu lalu. Pada awal Februari 2011, baik Golkar dan PKS menentang pemerintah yang menolak pembentukan komite dalam menyelidiki kasus korupsi pajak. Pada saat itu, tak satupun dari kedua partai mendapat teguran. PKS justru kemudian kembali menentang suara terbanyak koalisi dalam mengusung kenaikan harga BBM.

Celah-celah dalam koalisi semakin jelas. Bahkan baik Demokrat dan Golkar, dua partai paling berpengaruh dalam koalisi telah mengumumkan bahwa mereka membuka gagasan membentuk koalisi dengan PDI-P setelah pemilu legislatif mendatang.

HUBUNGAN koalisi politik itu bisa diperumpamakan dengan pernikahan. Ia pasti menghadapi masa-masa sulit dan melelahkan, meski pada akhirnya disebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News