Puluhan Warga Terancam Terkubur

Puluhan Warga Terancam Terkubur
Puluhan Warga Terancam Terkubur

LEUWILIANG Bergesernya tanah hingga merusak rumah warga, kembali terjadi di Kabupaten Bogor. Kali ini, terjadi di RT 03/06, Kampung Gunung Menir, Desa Pabangbong, Kecamatan Leuwiliang.
    
Hingga kemarin, tercatat 16 unit rumah mengalami rusak sedang dan berat sehingga dapat membahayakan para penghuninya. Informasi yang dihimpun, awalnya sekitar pukul 00:05, hujan cukup deras beberapa menit kemudian terdengar suara gemuruh disertai getaran.
    
Merasakan hal tersebut, puluhan warga panik dan berlarian keluar rumah. “Setelah ke luar, ternyata tanah di samping rumah terbelah, bahkan bagian sebelah kanan amblas ke bawah,” ungkap salah satu korban, Sutisna (45) kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.
    
Sementara itu, tanah di sekitar lokasi terbelah hingga 1 meter dengan panjang sekitar 500 meter lebih dengan kedalaman 1,5 meter.
    
Sekdes Pabangbon, Iyus Rustandi mengatakan, ada 56 jiwa yang tinggal di 16 unit rumah. “Kami segera melaporkan kepada Badan Penagggulangan Bencana Daerah (BPBD),” jelasnya.
    
Sementara itu, anggota Trantib Kecamatan Leuwiliang, Nano T mengatakan, saat ini masih banyak korban yang memilih bertahan di rumah masing-masing. Sementara, sebagian lainnya berencana mengungsi ke rumah kerabat maupun ke masjid.
    
“Kami merekomendasikan agar lokasi dikosongkan sementara waktu. Khawatir terjadi pergeseran susulan, karena curah hujan masih tinggi,” bebernya.
    
Di lain tempat, Pakar Geologi, Agus Kamardi mengatakan, perlu datang ke lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab pasti bergesernya tanah tersebut.
    
Namun, kata dia, fenomena tanah bergeser dilatarbelakangi beberapa faktor seperti genangan air, aktivitas tambang, maupun fenomena alam.
    
Ia memperkirakan, pergerakan tanah masih akan terus terjadi karena masih musim hujan. “Kalau fenomena alam, biasanya pergerakan ini hanya mencapai radius 500 meter-1.000 meter,” katanya.
    
Pergeseran tanah ini, lanjut dia, disinyalir tidak akan berpengaruh sampai ke permukaan tanah. Karena berdasarkan fenomena alam yang terjadi di Lampung dan Papua, gerakan tanah seperti ini tidak akan menyebar.
    
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Budi Aksomo mengatakan, akan mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan penelitian.
    
Rencananya, sambung dia, BPBD besok (hari ini,red) akan memberikan bantuan kepada para korban. “Mengenai apakah akan direlokasi atau tidak, kami akan kaji secara teknis terlebih dahulu dengan melibatkan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),” tuturnya.
    
Sementara itu, rumah milik Cicih di RT 02/02, Kampung Cimanglid, Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari juga mengalami rusak karena longsor.
    
Camat Tamansari, Chairuka Judhyanto mengatakan, sementara penghuni rumah diungsikan ke rumah kerabat terdekat. “Sudah dilaporkan, semoga bantuan bisa turun besok (hari ini,red),” ucapnya saat meninjau lokasi.
    
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Bogor, Yous Sudrajat mengatakan, masih mengalami berbagai kendala terutama status hunian sementara (huntara) di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg karena lahanya berbenturan dengan milik perkebunan. “Masih akan diusulkan karena sudah ada anggarannya, “ ucap dia.
    
Menurut dia, BPBD akan terus memaksimalkan tahun ini untuk melakukan penyelesaian Huntara termasuk Pangleseran yang keduanya berbenturan dengan status lahannya. (rp6/rp10/c)

 


LEUWILIANG Bergesernya tanah hingga merusak rumah warga, kembali terjadi di Kabupaten Bogor. Kali ini, terjadi di RT 03/06, Kampung Gunung Menir,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News