Pungli Kuburan Masih Merajalela

Pungli Kuburan Masih Merajalela
Suasana di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Selatan. Foto: ismail pohan/ INDOPOS

Pelaku, lanjut Djafar, saat ini belum diketahui keberadaannya. "Jadi sementara ini yang bersangkutan hilang nih tidak terlihat di permukaan," ujar Djafar.

Sementara itu, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI sudah meminta keterangan tiga orang pekerja harian lepas, seorang petugas sekuriti, dan pimpinan TPU Utan Kayu, terkait kasus ini.

"Jadi tiga orang PHL kita BAP, kemudian satpam kita BAP, termasuk pimpinannya kita BAP ambil keterangan," ujar Djafar.

Sejauh ini, menurut dia, tidak ada pengakuan dari anak buahnya bahwa mereka terlibat dalam kasus ini. Jajarannya juga sudah jera dengan kasus makam fiktif.

"Kalau secara langsung tidak ada pengakuan karena memang beberapa waktu lalu mereka sudah jera juga ya," ujar Djafar. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan, akan memberantas pungli.

"Kami lagi teliti, kalau ketahuan bisa langsung pecat," tegas Ahok. Kemarin (2/3) pagi, seorang warga Duren Sawit mengadu kepada Ahok karena dimintai uang saat membuat sertifikat tanah.

Warga yang bernama Lydia itu mengaku dia dimintai uang Rp 20 juta. Lydia mengatakan rumahnya akan terkena dampak pembangunan Light Rail Transit (LRT).

Dia ingin membuat sertifikat agar lahannya bisa diganti rugi. "Nanti kan rumah saya mau kena gusur untuk kereta api cepat, makanya saya mau bikin sertifikat. Tapi malah dimintai duit segitu, Pak," kata Lydia.

 Pungutan liar (pungli) di tempat pemakaman umum (TPU) masih menjadi momok bagi warga Jakarta. Untuk itu Dinas Kehutanan DKI Jakarta meminta

Sumber Indopos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News