Pupuk Indonesia Bakal Bangun Pabrik Petrokimia di Indonesia Timur

Pupuk Indonesia Bakal Bangun Pabrik Petrokimia di Indonesia Timur
Pabrik Pupuk Indonesia. Foto dok Pupuk Indonesia

Jarak antara Blok Masela ke Kepulauan Yamdena ini berkisar 179 kilometer. Nantinya, untuk menyalurkan gas, Inpex berkomitmen untuk membangun pipa gas bawah laut.

Terkait kapan Pupuk Indonesia akan memulai pengerjaan pabrik ini, menurut Bakir masih menunggu kepastian dari Inpex kapan akan mulai membangun pipa gas tersebut.

"Kami komunikasi sama Inpex intesif soal ini. Memang ada kendala dari mereka karena mereka harus bangun pipa itu, dan kan di dalam laut. Padahal, ada palung juga di ruas jalur pipa itu. Jadi kami masih menunggu kepastian dari Inpex," ujar Bakir.

Sedangkan untuk pabrik pupuk di Bintuni, saat ini masih dalam tahap diskusi terkait nego harga gas oleh supplier gas yaitu Genting Oil.

Negosiasi harga ini dilakukan dikarenakan infrastruktur yang perlu dibangun oleh Pupuk Indonesia di Bintuni membutuhkan capex yang tidak sedikit.

Maka, kepastian harga pasokan gas juga perlu dihitung agar produk punya keekonomian yang layak.

"Di Tangguh ada potensi yang sangat prospek. Saat ini sedang nego harga gas. Ada 221 mmscfd dari Genting Oil sudah available. Kami sedang nego harga karena itu kan ada capex yang harus dimanage," tandas Bakir.

Rencananya, Pupuk Indonesia akan membangun pabrik Amoniak dengan kapasitas 2.000 ton dan Pabrik Methanol dengan kapasitas 3.000 ton.

PT Pupuk Indonesia (Persero) berencana membangun dua pabrik petrokimia di Indonesia Timur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News